Tugas Kelompok 1 (Penduduk)

NAMA    : Setra Nugraha Putra Suma
KELAS  : 1KA13
NPM      : 15119993


1.  Tuliskan Kelompok berapa dan topik nya ?
Jawab : kelompok 1 , Penduduk

2. Jelaskan definisi dari topik tersebut ?
Jawab : Orang yang bertempat tinggal atau menetap pada suatu wilayah tertentu

3. Jelaskan unsur dari topik tersebut ? minimal 2
Jawab :  1 . Piramida Penduduk                                                                         
Piramida penduduk adalah komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. dua diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya bisa menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.

1. Piramida Penduduk Muda (ekspansif)
Gambar piramida penduduk muda berbentuk kerucut dengan alas yang lebar dan puncak yang meruncing. Piramida penduduk muda menggambarkan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain itu, pada piramida penduduk muda, jumlah penduduk usia muda merupakan jumlah yang dominan. Contoh negara dengan piramida penduduk muda adalah Indonesia dan Cina. Ciri-ciri piramida Ekspansif adalah :
A. Sebagian kelompok penduduk berada pada kelompok usia muda
B. Tingkat kelahiran dan kematian masih cukup tinggi
C. Pertumbuhan penduduk nya tinggi
2. Piramida Penduduk Dewasa (stationer)
Piramida ini menggambarkan negara atau daerah dengan pertumbuhan penduduk yang stabil. Dalam piramida penduduk dewasa, angka kelahiran (natalitas) dan angka kematian (mortalitas) cenderung seimbang. Oleh karena itu, jenis piramida penduduk dewasa sangat sering ditemukan di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Ciri-ciri Piramida stationer adalah :
A. Jumlah kelahiran dan kematian seimbang
B. Pertumbuhan penduduk rendah
C. Penduduk muda hampir sebanding dengan penduduk tua

3. Piramida Penduduk Tua (Konstruktif)
Piramida penduduk tua menggambarkan kondisi daerah atau negara yang angka pertumbuhan penduduknya cenderung mengalami penurunan. Gambar piramida penduduk tua berbentuk batu nisan dan terdapat antara lain di Jerman, Belgia, dan Swedia. CIri-ciri piramida Konstruktif adalah :
A. Jumlah penduduk terus berkurang
B. Angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian
C. Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia tua

2. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya.
Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan mobilitas penduduk non permanen dibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi.
a. Komutasi
Komutasi adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara pada hari yang sama. Misalnya, pada pagi hari banyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat kota untuk bekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang. 
b. Sirkulasi
Sirkulasi adalah mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan menginap di tempat tujuan atau sering disebut mobilitas non permanen musiman. Misalnya, Banyak penduduk desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
c. Migrasi Penduduk
Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi internal adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara.

4. Uraikan masalah dari topik tersebut ?
Jawab : Banyaknya Sarjana Pengangguran di Indonesia,
Menurut data yang diambil oleh Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan sarjana yang menganggur pada tahun 2019 sebanyak 6,2%. Ada setidaknya 5 alasan atau faktor kunci yang bias menjelaskan kenapa banyak sarjana s1 yang menjadi pengangguran.


1. Pertumbuhan ekonomi yang rendah
Pada akhirnya, elemen ini adalah salah satu faktor kunci yang menentukan angka pengangguran sebuah negara.
Sejatinya, berdasar rumus standar internasional, angka pengangguran di Indonesia hanya sekitar 5.81%, masih relatif bagus, dibanding misalnya angka pengangguran di Perancis yang tembus 9% atau bahkan di Spanyol yang lebih ngeri, 23%.

Idealnya, angka pengangguran itu sebaiknya 3%. Kalau lebih rendah malah bisa bahaya, karena industri atau perusahaan akan sangat kesulitan mencari tenaga kerja baru. Pertumbuhan ekonomi yang kurang bagus membuat industri dan perusahaan enggan melakukan ekspansi. Artinya kebutuhan tenaga kerja baru juga stagnan atau terhenti. Muncul-lah barisan masif pengangguran Sarjana S1

2. Overqualified skill
karena kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan banyak industri di tanah air ya cukup sebatas lulusan SMK/SMA. Ribuan pabrik di Indonesia masih berada pada level “tukang jahit”, belum melangkah ke fase yang lebih advance.

Karena kelasnya masih hanya tukang jahit, ya butuhnya cukup lulusan SMA/SMK. Jika lulusan S1 nanti malah akan gengsi dan meminta gaji yang mahal.

3. Terlalu banyak lulusan Jurusan Sosial
Di tanah air ini mungkin terlalu banyak lulusan jurusan sosial (ekonomi, manajemen, hukum, sospol, sastra, dan sebagainya).

Di hampir semua kampus di Indonesia pasti ada fakultas Hukum dan Ekonomi. Padahal mungkin kebutuhan lulusan dua fakultas ini tidak sebanyak pasokan jumlah sarjana yang lulus. Over supply. Akhirnya jadi pengangguran.
Selain itu, studi World Bank menunjukkan jumlah lulusan engineering sebuah negara berbanding lurus dengan kemajuan bangsa itu. Secara persentase, lulusan sarjana teknik di Jepang, Korea, Taiwan dan China sangat tinggi. Tak heran mereka jadi negara maju.

4. Stupid Graduates
Selain faktor-faktor makro seperti diatas, mungkin banyak pengangguran karena faktor sarjananya
Untuk menjadi sarjana top ya penguasaan teori atas bidang ilmu-mu harus benar-benar dikuasai. tidak akan mungkin bisa menjadi profesional hebat kalau penguasaan teori nya saja berantakan.
Maka problemnya bukan “kuliah itu kebanyakan teori”. Problemnya justru banyak lulusan S1 yang penguasaan teori –nya NOL BESAR. Wajar kalau mereka jadi pengangguran.


5. Tidak Mempunyai Keahlian
kebanyakan sarjana nganggur karena memang sama sekali tidak punya keahlian yang lebih. Hidupnya datar-datar saja, dan terlalu mainstream.
Sudah penguasaan teorinya buruk, ditambah selama menjadi mahasiswa selama 4 – 5 tahun, tidak pernah menghasilkan sesuatu yang layak dijadikan “penambah nilai jual” dihadapan tim rekrutmen (mungkin saat jadi mahasiswa kerjanya cuma setor muka kuliah, main game, sinuk social media, dan hura-hura saja sampai lulus).
Tanpa keahlian, seorang lulusan sarjana tidak akan bisa berguna bagi banyak orang dan nasib dia hanya akan menjadi penambah angka statistik pengangguran.

5. uraikan solusi nya ?
1. Mendirikan pusat pelayanan dan pudat ketenaga kerjaan, job fair dan bursa kerja online. Pemberian informasi merupakan salah satu kunci mengurangi tingkat pengangguran pada sarjana. Karena para sarjana bisanya meminta upah gaji yang tinggi dan menginvestasikan waktu nya untuk mencari informasi mengenai pekerjaan yang menawarkan gaji yang mereka inginkan. Pendirian pusat pelayanan dan informasi akan membantu lulusan sarjana menemukan penawaran kerja yang mereka inginkan.
2. Membentuk komisi khusus sisdikna dan sirnakernas yang menangani penyesuaian pencari kerja dan lowongan pekerjaan. Akan baik lagi apabila terdapat badan yang mengurusi pencari kerja dan lowongan pekerjaan sehingga pencarian pekerjaan akan memakan waktu yang lebih singkat dan diharapkan lulusan sarjana tidak menganggur dalam jangka waktu yang lama.
3. Perubahan kurikulum Pendidikan tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan daya serap pasar dan memperbanyak Pendidikan kejuruan dan keterampilan kerja.
4. Membatasi program-program studi yang sudah jenuh di perguruan tinggi. Artinya pihak perguruan tinggi dan pemerintah harus bekerja sama dalam melakukan evaluasi mengenai lapangan pekerjaan yang tersedia bagi program studi tertentu dan bagaimana penyerapannya. Untuk program studi tertentu dengan lapangan pekerjaan yang minim sebaiknya pihak perguruan tinggi menetapkan batas kuota masuk bagi program studi tersbut agar benar-benar menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh lapangan pekerjaan .
5. Pendidikan khusus kewirausaan dan motivasi untuk mengubah paradigma mahasiswa yang hanya mengejar ijazah, menjadi pribadi yang penuh semangat, gigih, dan berdaya juang tinggi dan mandiri. Sebaiknya semejak dini para mahasiswa dimotivasi untuk menjadi orang yang membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Pemberian motivasi ini juga sebaiknya didukung oleh pelatihan kewirausahaan oleh orang-orang yang ahli pada bidang nya

Comments